Teori Dalam Pembuatan Proposal
Latar Belakang Masalah
Latar Belakang masalah adalah informasi yang tersusun
sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah problematik yang menarik untuk
di teliti. Masalah terjadi saat harapan idela akan sesuatu hal tidak sama
dengan realita yang terjadi. Tidak semua masalah adalah fenomena dan menarik.
Masalah yang fenomenal adalah saat menajdi perhatian banyak orang dan di
bicirakan di berbagai kalangan di masyarakat.
Latar belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan
mengapa masalah dalam penelitian ingin diteliti, pentingnya permasalahan dan
pendekatan yang digunakan untukan untuk menyelesaikan masalah tersebut baik
dari sisi teoritis dan praktis.
Latar belakang penelitian berisi :
§ Alasana rasional dan esensial yang membuat peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian berdasarkan fakta-fakta, data, referensi dan temuan
penelitian sebelumnya.
§ Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar
pemikiran untuk memunculkan permasalahan dan bagaimana penelitian mengisi
ketimpangan yang ada berkaitan dengan topik yang diteliti.
§ Kompleksitas masalah jika masalah itu dibiarkan dan akan
menimbulkan dampak yang menyulitkan, menghambat, mengganggu bahkan mengancam.
§ Pendekatan untuk mengatasi masalah dari sisi kebijakan dan teoritis
§ Penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang
diteliti dalam ruang lingkup bidang studi yang ditekuni peneliti.
Cara membuat latar belakang masalah dengan langkah sebagai berikut :
§ Pada bagian awal latar belakang adalah gambaran umum tentang
masalah yang akan di angkat. Dengan model piramid terbalik buat gambaran umum
tentang masalah mulai dari hal global sampai mengerucut fokus pada masalah
inti, objek serta ruang lingkup yang akan di teliti.
§ Pada bagian tengah unkapkan fakta, fenomena, data-data dan pendapat
ahli berkenaan dengan pentingnya masalah dan efek negatifnya jika tidak segera
di atasi dengan di dukung juga teori dan penelitian terdahulu.
§ Bagian akhir di isi dengan alternatif solusi yang bisa di tawarkan
(teoritis dan praktis) dan akhirnya munculah judul.
PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH
Setelah ditemukan apa yang menjadi fokus masalah, lalu diadakan perumusan
masalah. Perumusan masalah merupakan pemetaan variabel-variabel yang terkait
dengan fokus masalah. Tidak semua variabel hasil identifikasi dari masalah
melatarbelakangi atau terkait dengan fokus masalah, maka perlu diadakan
pembatasan masalah.
Dalam merumuskan masalah penelitian
ada 3 aspek yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Substansi/isi masalah: harus berbobot dan orisinil. Berbobot artinya
mempunyai nilai kegunaan walaupun tidak ada kriteria yang jelas, tetapi
setidak-tidaknya dapat didekati dengan melihat kemanfaatan atau kegunaannya
pada tiga hal yaitu apakah terjawabnya permasalahan, penelitian akan mempunyai
nilai kegunaan teoritik, metodologi dan aplikatif. Orisinil artinya belum
terjawab oleh teori maupun penelitian yang pernah dilakukan. Bila penelitian
itu merupakan penelitian ‘replikasi’ dari penelitian yang sama tetapi dilakukan
di tempat lain orisinilitas tetap ada karena menyangkut daerah tempat
dilakukannya penelitian yang berbeda.
2) Formulasi rumusan masalah: ada 2 hal penting yang harus diperhatikan
yaitu: pertama rumusan masalah hendaknya diajukan dalam bentuk kalimat
pertanyaan yang mengandung setengah jawaban, diajukan dengan jelas, tajam dan
akurat menyangkut inti masalah yang dikehendaki. Kedua rumusan yang dibuat
mempermasalahkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
3) Teknis: dalam hal ini perlu diperhatiakan kelayakan penelitian artinya
apakah permasalahan yang telah dirumuskan dapat dijawab secara empirik dengan
penelitian yang akan dilakukan.
Tujuan Penelitian
Bagian ini mengemukakan tujuan yang ingin dicapai
melalui proses penelitian. Tujuan penelitian harus jelas dan tegas. Tujuan
penelitian adalah suatu indikasi kerah mana, atau data (informasi) apa yang
akan dicapai melalui penelitian itu. Tujuan penelitian dirumuskan dalam
bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati (observable) dan dapat
diukur (measurable). Misal :
§ Memperoleh informasi (data) tentang jumlah pemeriksaan ibu-ibu
hamil di kecamatan “X” selama kehamilan.
§ Memperoleh informasi tentang hubungan antara frekuensi pemeriksaan
kehamilan dengan BBLR
Tujuan penelitian dapat dibagi menjadi :
a. Tujuan umum
Tujuan umum merupakan tujuan penelitian secara keseluruhan
yang ingin dicapai melalui penelitian.
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus merupakan penjabaran atau pentahapan
tujuan umum, sifatnya lebih operasional dan spesifik. Bila semua tujuan khusus
tercapai, maka tujuan umum penelitian juga terpenuhi. Kata-kata operasional
dalam tujuan khusus adalah : mengukur, mengidentifikasi, menganalisa,
membandingkan, menilai, mengetahui, dll.
Contoh :
Tujuan umum :
Mengetahui hubungan antara kualitas fisik sarana air bersih yang digunakan
dengan terjadinya diare di wilayah Kota Samarinda.
Tujuan Khusus :
§ Mengetahui jenis sarana air bersih yang digunakan oleh
masyarakat kota Samarinda
§ Mengetahui kondisi/kualitas fisik sarana air bersih yang digunakan
oleh masyarakat Samarinda
§ Mengetahui hubungan antara kualitas fisik sarana air bersih dengan
kualitas air yang digunakan oleh masyarakat Samarinda.
§ Mengetahui hubungan antara kualitas fisik sarana air bersih dengan
kejadian diare masyarakat Samarinda
Apabila tujuan umum suatu penelitian sudah
spesifik maka tidak perlu diuraikan kedalam tujuan khusus, maka tidak perlu
adanya tujuan umum dan tujuan khusus, cukup dibuat “tujuan penelitian” saja.
Teknik penulisan tujuan dirumuskan dengan kalimat pasif karena tujuan merupakan
pernyataan kondisi yang akan dicapai.
Manfaat Penelitian
Bagian ini berisikan uraian tentang temuan baru yang
dihasilkan dan manfaat temuan penelitian tersebut bagi perkembangan ilmu
pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh ilmuan lain untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan, tekhnologi dan seni (IPTEKS).
Contoh :
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan masukan dalam rangka
meningkatkan upaya-upaya pencegahan penyakit diare khususnya di wilayah kota
Samarinda
Hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan kesehatan masyarakat khususnya dibidang sanitasi lingkungan.
Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah
jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih
harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan
jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji
apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.
Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja
menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji
kebenarannya disebut teori. Ada dua bentuk hipotesis yaitu:
1. Hipotesis Penelitian;
dirumuskan secara naratif berdasarkan kerangka berpikir penelitian &
landasan teori yang telah dipilih
a.
Dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan
b.
Tanpa kata diduga
c.
Sudah mengarah (bagaimana bentuk perbedaan atau hubungan yang dipermasalahkan)
d.
Banyaknya sesuai dengan kerangka berpikir dan rumusan masalah
2. Hipotesis Statistik;
dirumuskan secara matematis dalam bentuk dua kalimat matematika ]
Kajian Pustaka
Kajian pustaka dan kerangka teori merupakan kerangka
acuhan yang disusun berdasarkan kajian berbagai aspek, baik secara teoritis
maupun empiris yang menumbuhkan gagasan dan mendasari usulan penelitian
tindakan kelas. Dasar-dasar usulan penelitian tindakan kelas tersebut dapat
berasal dari temuan dan hasil penelitian terdahulu yang terkait dan mendukung
pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tindakan kelas. Ary
(1983 ) mengatakan bahwa sangat penting bagi peneliti untuk mencari hasil
penelitian terdahulu yang cocok dengan bidang yang diteliti sebagai dasar
pendukung pilihan.
Dalam pembahasan kajian pustaka dan kerangka teori
perlu diungkapkan kerangka acuhan komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau
teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Uraian dalam kajian pustaka diharapkan menjadi landasan teoritik mengapa
masalah yang dihadapi dalam penelitian tindakan kelas perlu dipecahkan dengan
strategi yang dipilih. Kajian teoritik mengenai prosedur yang akan dipakai
dalam pengembangan juga dikemukakan.
Kajian pustaka dan kerangka teori dipaparkan dengan
maksud untuk memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan
upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah dilakukan para ahli untuk mendekati
permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian pengembangan yang
dilakukan memiliki landasan empiris yang kuat. (UM, 2005). Fungsi dari kajian
pustaka yaitu:
1. Mengetahui sejarah
masalah penelitian,
2. Membantu memilih
prosedur penyelesaiaan masalah penelitian,
3. Memahami latar
belakang teori masalah penelitian,
4. Mengetahui manfaat
penelitian sebelumnya,
5. Menghindari
terjadinya duplikasi penelitian,
6. Memberikan pembenaran
alasan pemilihan masalah penelitian.
Pembuatan kajian pustaka sebaiknya mengikuti langkah awal, sebagai berikut
:
1. Mencari informasi ke
perpustakaan atau internet.
2. Menyiapkan
butir-butir yang perlu dalam mencatat informasi dari pustaka, meliputi
kelengkapan sumber informasi, kriteria informasi, cara mencatat sumber informsi
dari internet, dan sebagainya.
3. Menyiapkan kartu atau
buku untuk mengumpulkan informasi yang relevan.
4. Menyiapkan
sistematika pengumpulan informasi.
Metodologi Penelitian
Sumber Data
Sumber data
terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah
data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara
data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
Contoh data
primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok
fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.
Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa
absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data
yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian,
teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian.
Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan
apa alat yang digunakan.
Jenis sumber
data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari
sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung
(data sekunder).
Metode
Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan
data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya
melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan
Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list,
kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan
lainnya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah:
1.
Angket
Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan
atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit
dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma
Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket,
prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
2.
Observasi
Salah satu
teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden
(wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai
fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian
ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam
dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
3.
Wawancara
Teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung
antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel
besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin
menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik
wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian
kualitatif). Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan
pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar
pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Wawancara tidak terstruktur
adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat
poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.
Metode Analisis Data
Metode analisis data ini terbagi menjadi dua yaitu
metode analisis kuantitatif dan metode analisis kualitatif (Silalahi,
2006:304). Analisis kuantitatif ini menggunakan data statistik dan dapat
dilakukan dengan cepat, sementara analisis kualitatif ini digunakan untuk data
kualitatif yang data yang digunakannya adalah berupa catatan-catatan yang
biasanya cenderung banyak dan menumpuk sehingga membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk dapat menganalisisnya secara saksama (Silalahi, 2006:305).
Metode kuantitatif ini menggunakan statistik sebagai
alat analisis datanya (Silalahi, 2006:305) Statistik ini diartikan sebagai
metode pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara penafsiran dan penarikan
kesimpulan berdasarkan kumpulan data yang telah diperoleh sebelumnya melalui
observasi dan penganalisaan yang dilakukan melalui aturan-aturan dan
prosedur-prosedur tertentu. Fungsi utama dari statistik adalah memanipulasikan
dan meringkaskan data yang berupa angka serta membandingkan hasil yang
diperoleh dengan kebetulan-kebetulan yang telah diperkirakan. Analisis data
kuantitatif dan statistik ini mampu memperlihatkan hasil-hasil pengukuran
yang cermat karena perhitungannya yang matematis. Namun kemudian hal ini tidak
berarti bahwa kecermatan tersebut merupakan jaminan dalam keabsahannya atau
validitasnya.
Dalam statistik ini terdapat pilihan uji statistik
dimana data ini dapat dipilah-pilah berdasarkan tujuan penelitiannya (Silalahi,
2006:306). Jika penelitiannya bertujuan untuk mengetahui status dan
mendeskripsikan suatu fenomena berdasarkan data yang terkumpul, maka analisis
data yang digunakan adalah analisis deskriptif sehingga tabel yang nantinya
disusun hanyalah memuat satu variabel pengamatan saja. Sementara itu, jika
penelitiannya bertujuan agar dapat mengetahui hubungan antara dua fenomena baik
asosiasi sejajar ataupn hubungan kausal maka bentuk analisis datanya adalah
analisis korelasional dan tabel yang digunakan ini akan memuat dua atau lebih
variabel pengamatan yang disusun dalam satu tabel yang juga disebut sebagai
tabel silang.
Kemudian, pilihan penggunaan uji statistik ini
ditentukan oleh tujuan penelitian, tipe hipotesis dan tingkat data (Silalahi,
2006:307). Pertama, berdasarkan tujuan penelitiannya, pilihan metode statistik yang
digunakan dapat untuk tujuan deskripsi dan inferensi. Lalu, jika berdasarkan
tingkat data, yakni data bisa saja berbentuk nominal, ordinal dan interval atau
rasio; atau kualitatif dan kuantitatif, disktrit atau kontinu. Ketiga adalah
berdasarkan tipe hipotesis, dimana tipe hipotesis dalam penelitian sosial ini
dapat dibedakan menjadi dua yaitu hipotesis perbedaan, baik hipotesis perbedaan
antara sampal maupun antara variabel dan hipotesis asosiasi antara variabel.
Tiap-tiap tipe hipotesis ini menggunakan uji statistik tertentu.
Analisis dalam statistik ini terbagi menjadi dua yaitu
statistik deskriptif dan statistik inferensial (Silalahi, 2006:308). Statistik
deskriptif adalah prosedur-prosedur dalam mengorganisasikan dan menyajikan
informasi dalam bentuk yang dapat digunakan dan dapat lebih dimengerti.
Statistik deskriptif ini digunakan ketika penelitian itu bertujuan untuk
memaparkan data hasil penelitian. Dalam metode kuantitatif ini, data yang sudah
tersusun dalam tabel adalah dasar dalam analisis deskriptif. Berikutnya adalah
statistik inferensial yang merupakan metode analisis yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur derajat hubungan ataupun perbedaan antara dua variabel
(Silalahi, 2006:309). Statistik inferensial ini digunakan ketika penelitian
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel ataupun menguji hipotesis
aosiasi (Silalahi, 2006:308). Terdapat dua pilihan dalam penggunaan statistik
inferensial yaitu analisis statistik parametrik dan analisis statistik
nonparametrik (Silalahi, 2006:309). Statistik parametrik ini digunakan apabila
sampel ditarik secara acak dan data tersebar secara normal dan data hasil
pengukurannya adalah interval, sementara statistik nonparametrik digunakan
ketika sebaran datanya bersifat normal meskipun sampelnya ditarik secara acak
dan data original nya diperoleh melalui pengukuran nominal
ataupun ordinal demi mendapatkan kesimpulan yang sah (Silalahi, 2006:310).
Selain metode analisis kuantitatif, terdapat pula
metode analisis kualitatif. Analisis data kualitatif ini dilakukan apabila data
empiris yang digunakan adalah data kualitatif yang berupa kata-kata dan tidak
dapat dikategorisasikan (Silalahi, 2006:311). Menurut Miles dan Huberman dalam
Silalahi (2006:311), kegiatan analisis kualitatif ini terdiri dari tiga alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan atau klarifikasi. Dalam reduksi data ini terdapat proses
pemilihan, penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis yang ada di lapangan. Reduksi data ini
merupakan suatu bentuk analisis yang digunakan dalam rangka untuk menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu serta mengorganisasikan
data sehingga nantinya kesimpulan dapat ditarik secara tepat dan diverifikasi
(Silalahi, 2006:312).
Selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah
penyajian data dimana ini berarti sebagai sekumpulan informasi yang tersusun
yang memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan tertentu (Silalahi, 2006:312). Penyajian data kualitatif ini dapat
dilakukan dalam berbagai jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan, sehingga
kemudian penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi dan kemudian dapat
menentukan apakah menarik kesimpulan sudah benar ataukah harus terus melakukan
analisis demi mendapatkan kesimpulan yang valid (Silalahi, 2006:313). Alur
kegiatan yang ketiga dalam analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan
atau verifikasi. Menarik suatu kesimpulan ini dilakukan oleh peneliti melalui
data-data yang terkumpul dan kemudian kesimpulan tersebut akan diverifikasi
atau diuji kebenarannya dan validitasnya (Silalahi, 2006:313).
Pengertian proposal
Proposal adalah usulan rencana kegiatan. Kata
proposal berasal dari bahasa Inggris to propose yang artinya mengajukan.
Dengan demikian pengertian proposal memiliki arti sederhana
sebagai suatu bentuk pengajuan atau permohonan, penawaran baik berupa ide,
gagasan, pemikiran, maupun rencana kepada pihak lain untuk mendapatkan dukungan
ijin, persetujuan, dana, dan lain sebagainya (Hariwijaya, 2005:12-13).
Macam-Macam Proposal
Macam-macam
Proposal ada 3 :
1. Proposal Kegiatan : Usulan yang dibuat penulis kepada atasan/ pimpinan untuk mengadakan sebuah acara tertentu.
Misalnya : Usulan mengajukan sebuah seminar, Isro’ mi’roj, pembagian zakat, dsb
2. Proposal Proyek : Proposal yang dibuat ketika seseorang akan membuat bangunan/ fasilitas tertentu, biasanya dibuat oleh kontraktor yang diajukan kepada pejabat berwewenang dan unutk mendapatkan/ memenangkan proyek, biasanya melalui proses tender.
Misalnya : Seorang kontraktor ingin membangun jalan, kemudian si kontraktor membuat proposal untuk diajukan kepada pejabat yang berwewenang, untuk keputusan dia mendapat pekerjaan itu atau tidak, dia harus bersaing dengan kontraktor lain saat perebutan tender
3. Proposal Penelitian : Proposal yang dibuat ketika akan mengadakan penelitian
1. Proposal Kegiatan : Usulan yang dibuat penulis kepada atasan/ pimpinan untuk mengadakan sebuah acara tertentu.
Misalnya : Usulan mengajukan sebuah seminar, Isro’ mi’roj, pembagian zakat, dsb
2. Proposal Proyek : Proposal yang dibuat ketika seseorang akan membuat bangunan/ fasilitas tertentu, biasanya dibuat oleh kontraktor yang diajukan kepada pejabat berwewenang dan unutk mendapatkan/ memenangkan proyek, biasanya melalui proses tender.
Misalnya : Seorang kontraktor ingin membangun jalan, kemudian si kontraktor membuat proposal untuk diajukan kepada pejabat yang berwewenang, untuk keputusan dia mendapat pekerjaan itu atau tidak, dia harus bersaing dengan kontraktor lain saat perebutan tender
3. Proposal Penelitian : Proposal yang dibuat ketika akan mengadakan penelitian
Kriteria proposal yang baik
Di bawah ini
ada format contoh proposal umum yang bisa di gunakan sebagai kerangka pembuatan
proposal sesuai kebutuhan.
Format proposal
1. Pendahuluan
2. Latar belakang masalah
3. Tujuan
4. Sasaran pelaksanaan
5. Jadwal pelaksanaan
6. Anggaran dana
7. Penutup
Format proposal
1. Pendahuluan
2. Latar belakang masalah
3. Tujuan
4. Sasaran pelaksanaan
5. Jadwal pelaksanaan
6. Anggaran dana
7. Penutup
Sistematika Penulisan Proposal
Proposal
penelitian merupakan sebuah usulan yang dibuat dalam rangka mengadakan
penelitian yang dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan proses penelitian.
Tujuan Proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap
rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan, melalui proposal peneliti akan
memahami segala kebutuhan yang direncanakan.
Sistematika penulisan proposal penelitian secara umum :
1. Latar Belakang Masalah
Teknik penulisan Latar Belakang Permasalahan dalam penelitian dimulai dari pengungkapan secara sistematis deskripsi masalah secara makro pada tingkat global menuju permasalahan yang bersifat mikro yang terjadi di lokasi penelitian. Penulisan masalah ini dilakukan dengan memaparkan variabel terikat (dependent) sebagai pokok pikiran utama dan variabel bebas (independent) sebagai pokok pikiran penjelas. Unsur pokok yang harus ada dalam penulisan Latar Belakang Permasalahan adalah perlunya menonjolkan bahwa masalah itu sangat penting untuk diatasi dan menarik untuk diteliti. Pada dasarnya tehnik menulis latar belakang harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini :
a. Hal-hal yang ideal/normative/harapan
b. Actual-fenomena yang teramati
c. Adakah kesenjangan
d. Masalah utama
e. Konsekuensi apa yang muncul bila masalah tersebut dibiarkan
f. Dimana hal itu terjadi
g. Intervensi apa yang relevan
2. Batasan Masalah
Batasan-batasan dalam suatu penelitian diperlukan agar ruang lingkup masalah tidak meluas. Batasan-batasan ini terkait dengan keterbatasan dana, waktu, tenaga, pengumpulan data dan analisisnya, serta relevansi kualifikasi peneliti dengan permasalahan yang akan dibahasnya. Pada intinya seorang peneliti berwenang memberikan batasan-batasan demi terlaksananya dan terselesaikannya sebuah proses penelitian. Batasan-batasan ini tentunya juga berpengaruh pada proses generalisasi dari hasil penelitiannya. Cara membatasi masalah antara lain:
a. Membatasi (memilih satu atau dua) masalah yang akan diteliti (pilih satu atau dua dari yang sudah diidentifikasi)
b. Menegaskan pengertiannya
c. Memaparkan data-data yang memberikan gambaran lebih rinci
3. Perumusan Masalah
Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti. Uraikan pendekatan atau konsep untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis yang akan diuji, atau dugaan yang akan dibuktikan. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Uraian perumusan masalah tidak perlu dalam bentuk pertanyaan.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan pada dasarnya merupakan pernyataan tentang apa yang menjadi harapan, atau sesuatu yang ingin diketahui. Pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang ingin dilakukan peneliti dalam penelitiannya. Perumusan Tujuan penelitian, dibuat dengan mengacu pada masalah/pertanyaan penelitian. Dengan demikian, antara tujuan dan masalah penelitian saling terkait. Teknik penulisannya, Tujuan penelitian dirumuskan dengan kalimat pasif, karena tujuan merupakan pernyataan kondisi yang akan dicapai. Dalam penulisan proposal penelitian, Tujuan penelitian biasanya dibedakan menjadi Tujuan umum dan khusus. Tujuan umum, berisi tentang hal yg akan dicapai pada akhir penelitian, yaitu menjawab masalah penelitian. Sedangkan Tujuan khusus, berisi penjabaran tentang hal yang akan dicapai untuk memenuhi/mencapai tujuan umum, yaitu merupakan tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian.
5. Manfaat Penelitian
Uraikan manfaat hasil penelitian secara singkat dan jelas untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi kebidanan, seni pemecahan masalah, pengembangan institusi, profesi kebidanan dan kesehatan klien.
6. Kajian Pustaka / Landasan Teori
Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli, misalnya jurnal ilmiah. Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang dilakukan. Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan dan bahan epenelitian lain yang diperoleh dari acuan pustaka, yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan. Uraian dalam tinjaun pustaka dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Tinjauan pustaka mengacu pada Daftar Pustaka.
7. Metodologi Penelitian
Uraikan metode yang digunakan dalam penelitian secara rinci. Uraian dapat meliputi variabel dalam penelitian, model yang digunakan, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data, cara penafsiran hasil penelitian. Untuk mpenelitian yang menggunakan metode kualitatif, dapat dijelaskan pendekatan yang digunakan, proses pengumpulan dan analisis informasi, proses penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian.
8. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sifat keadaan ( “attributes”) dari sesuatu benda, orang, atau keadaan, yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian. Sifat keadaan dimaksud bisa berupa sifat, kuantitas, dan kualitas (benda, orang, dan lembaga), bisa berupa perilaku, kegiatan, pendapat, pandangan penilaian, sikap pro-kontra atau simpati-antipati, keadaan batin, dsb. (orang), bisa pula berupa proses dan hasil proses (lembaga).
9. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam beberapa cara, diantaranya:
a. Wawancara, merupakan teknik pengumpulan data dengan percakapan yang bertujuan untuk mendapatkan konstruksi langsung dari sumber data
b. Diskusi kelompok,
c. Observasi, yakni melihat kondisi langsung lapangan yang dapat menjadi data tambahan peneliti kualitatif dalam mengembangkan penelitiannya. Umumnya teknik ini dipergunakan dalam penelitian etnografi
d. Review dokumen, dilakukan dalam sumber selain manusia, seperti rekaman dan dokumen tertulis
Sementara dalam penelitian kuantitatif, teknik pengumpulan data dapat diklasifikasikan diantaranya: a. survey
b. eksperimen
c. interview
10. Metode Analisis Data
Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah analisa data. Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa jenis analisa data, diantaranya:
a. Descriptive summary
b. Descriptive statistic
c. Graphical representation
Sementara analisa data kuantitatif dapat dikategorikan dalam tiga bentuk yakni:
a. Univariate, contohnya adalah distribusi frekuensi dan pengukuran variasi
b. Bivariate, contohnya terlihat dalam penggunaan tabulasi silang, scatter gram atau penggunaan asosiasi (lamba, gamma, beta dst)
c. Multivariate,contohnya terlihat melalui penggunaan tabel-tabel presentase
11. Hasil Penelitian yang diharapkan
Uraikan kontribusi penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, pemecahan masalah pembangunan, atau pengembangan kelembagaan.
12. Daftar Pustaka
Dalam penyusunan Daftar Pustaka dianjurkan, untuk menggunakan Buku Petunjuk tentang itu. Demikian pula untuk penulisan pustaka di dalam teks. Dengan menggunakan buku pedoman tidak hanya konsistensi penulisan dapat dijaga tetapi sekaligus juga mencerminkan kualifikasi dari penulisnya.
Sistematika penulisan proposal penelitian secara umum :
1. Latar Belakang Masalah
Teknik penulisan Latar Belakang Permasalahan dalam penelitian dimulai dari pengungkapan secara sistematis deskripsi masalah secara makro pada tingkat global menuju permasalahan yang bersifat mikro yang terjadi di lokasi penelitian. Penulisan masalah ini dilakukan dengan memaparkan variabel terikat (dependent) sebagai pokok pikiran utama dan variabel bebas (independent) sebagai pokok pikiran penjelas. Unsur pokok yang harus ada dalam penulisan Latar Belakang Permasalahan adalah perlunya menonjolkan bahwa masalah itu sangat penting untuk diatasi dan menarik untuk diteliti. Pada dasarnya tehnik menulis latar belakang harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini :
a. Hal-hal yang ideal/normative/harapan
b. Actual-fenomena yang teramati
c. Adakah kesenjangan
d. Masalah utama
e. Konsekuensi apa yang muncul bila masalah tersebut dibiarkan
f. Dimana hal itu terjadi
g. Intervensi apa yang relevan
2. Batasan Masalah
Batasan-batasan dalam suatu penelitian diperlukan agar ruang lingkup masalah tidak meluas. Batasan-batasan ini terkait dengan keterbatasan dana, waktu, tenaga, pengumpulan data dan analisisnya, serta relevansi kualifikasi peneliti dengan permasalahan yang akan dibahasnya. Pada intinya seorang peneliti berwenang memberikan batasan-batasan demi terlaksananya dan terselesaikannya sebuah proses penelitian. Batasan-batasan ini tentunya juga berpengaruh pada proses generalisasi dari hasil penelitiannya. Cara membatasi masalah antara lain:
a. Membatasi (memilih satu atau dua) masalah yang akan diteliti (pilih satu atau dua dari yang sudah diidentifikasi)
b. Menegaskan pengertiannya
c. Memaparkan data-data yang memberikan gambaran lebih rinci
3. Perumusan Masalah
Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti. Uraikan pendekatan atau konsep untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis yang akan diuji, atau dugaan yang akan dibuktikan. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Uraian perumusan masalah tidak perlu dalam bentuk pertanyaan.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan pada dasarnya merupakan pernyataan tentang apa yang menjadi harapan, atau sesuatu yang ingin diketahui. Pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang ingin dilakukan peneliti dalam penelitiannya. Perumusan Tujuan penelitian, dibuat dengan mengacu pada masalah/pertanyaan penelitian. Dengan demikian, antara tujuan dan masalah penelitian saling terkait. Teknik penulisannya, Tujuan penelitian dirumuskan dengan kalimat pasif, karena tujuan merupakan pernyataan kondisi yang akan dicapai. Dalam penulisan proposal penelitian, Tujuan penelitian biasanya dibedakan menjadi Tujuan umum dan khusus. Tujuan umum, berisi tentang hal yg akan dicapai pada akhir penelitian, yaitu menjawab masalah penelitian. Sedangkan Tujuan khusus, berisi penjabaran tentang hal yang akan dicapai untuk memenuhi/mencapai tujuan umum, yaitu merupakan tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian.
5. Manfaat Penelitian
Uraikan manfaat hasil penelitian secara singkat dan jelas untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi kebidanan, seni pemecahan masalah, pengembangan institusi, profesi kebidanan dan kesehatan klien.
6. Kajian Pustaka / Landasan Teori
Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli, misalnya jurnal ilmiah. Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang dilakukan. Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan dan bahan epenelitian lain yang diperoleh dari acuan pustaka, yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan. Uraian dalam tinjaun pustaka dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Tinjauan pustaka mengacu pada Daftar Pustaka.
7. Metodologi Penelitian
Uraikan metode yang digunakan dalam penelitian secara rinci. Uraian dapat meliputi variabel dalam penelitian, model yang digunakan, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data, cara penafsiran hasil penelitian. Untuk mpenelitian yang menggunakan metode kualitatif, dapat dijelaskan pendekatan yang digunakan, proses pengumpulan dan analisis informasi, proses penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian.
8. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sifat keadaan ( “attributes”) dari sesuatu benda, orang, atau keadaan, yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian. Sifat keadaan dimaksud bisa berupa sifat, kuantitas, dan kualitas (benda, orang, dan lembaga), bisa berupa perilaku, kegiatan, pendapat, pandangan penilaian, sikap pro-kontra atau simpati-antipati, keadaan batin, dsb. (orang), bisa pula berupa proses dan hasil proses (lembaga).
9. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam beberapa cara, diantaranya:
a. Wawancara, merupakan teknik pengumpulan data dengan percakapan yang bertujuan untuk mendapatkan konstruksi langsung dari sumber data
b. Diskusi kelompok,
c. Observasi, yakni melihat kondisi langsung lapangan yang dapat menjadi data tambahan peneliti kualitatif dalam mengembangkan penelitiannya. Umumnya teknik ini dipergunakan dalam penelitian etnografi
d. Review dokumen, dilakukan dalam sumber selain manusia, seperti rekaman dan dokumen tertulis
Sementara dalam penelitian kuantitatif, teknik pengumpulan data dapat diklasifikasikan diantaranya: a. survey
b. eksperimen
c. interview
10. Metode Analisis Data
Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah analisa data. Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa jenis analisa data, diantaranya:
a. Descriptive summary
b. Descriptive statistic
c. Graphical representation
Sementara analisa data kuantitatif dapat dikategorikan dalam tiga bentuk yakni:
a. Univariate, contohnya adalah distribusi frekuensi dan pengukuran variasi
b. Bivariate, contohnya terlihat dalam penggunaan tabulasi silang, scatter gram atau penggunaan asosiasi (lamba, gamma, beta dst)
c. Multivariate,contohnya terlihat melalui penggunaan tabel-tabel presentase
11. Hasil Penelitian yang diharapkan
Uraikan kontribusi penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, pemecahan masalah pembangunan, atau pengembangan kelembagaan.
12. Daftar Pustaka
Dalam penyusunan Daftar Pustaka dianjurkan, untuk menggunakan Buku Petunjuk tentang itu. Demikian pula untuk penulisan pustaka di dalam teks. Dengan menggunakan buku pedoman tidak hanya konsistensi penulisan dapat dijaga tetapi sekaligus juga mencerminkan kualifikasi dari penulisnya.